Waktu selalu ditakdirkan berdetak
dengan detik
Pohon selalu ditakdirkan tumbang
bersama rapuh
Gelap selalu ditakdirkan ada
bersama cahaya yang hilang
Sadarkah? Kita ada, bersama
sejuta nikmat tak terhiraukan.
Aku dan kamu, manusia yang penuh
dosa
Selalu tercipta dengan nafas yang
bisa terhembus
Dengan jantung yang bisa berdetak
Dengan nadi yang bisa berdenyut
Dengan darah yang bisa mengalir.
Aku dan kamu, manusia yang saling
mencinta
Selalu hidup dengan ekspresi,
menanggis dengan rintihan.
Dengan derita kita tersadar
Dengan kehilangan, kita bisa
menemukan
Dengan bahagia senyum berkembang
Dengan haru air mata berjatuhan.
Gelap mulai menyeruat datang,
menemani aku dan kamu.
Sunyi tercipta, diam mengiringi.
Detak jantung mulai terdengar
seiring detik yang terus bergulir.
Kejelasan hidup belum juga aku
temukan
Arah yang aku tujupun belum kita
temukan
Ingin melangkah namun ragu
menyergap.
Pantaskah hati ini merasa?
Pantaskah bibir ini mencium.
Tidak, ternyata jalan kita
berbeda. Apa yang aku rasa, kamu tak pernah rasa.
Senyummu ada saat tangisku
tersedu.
Tawamu tercipta saat sakit
menusuk relungku
Mungkin ini yang kamu tunggu
Terima kasih, sungguh indah semua
sikapmu :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar