Kamis, 08 November 2012

Hirau Tak Tersadar


Waktu selalu ditakdirkan berdetak dengan detik
Pohon selalu ditakdirkan tumbang bersama rapuh
Gelap selalu ditakdirkan ada bersama cahaya yang hilang
Sadarkah? Kita ada, bersama sejuta nikmat tak terhiraukan.
Aku dan kamu, manusia yang penuh dosa
Selalu tercipta dengan nafas yang bisa terhembus
Dengan jantung yang bisa berdetak
Dengan nadi yang bisa berdenyut
Dengan darah yang bisa mengalir.
Aku dan kamu, manusia yang saling mencinta
Selalu hidup dengan ekspresi, menanggis dengan rintihan.
Dengan derita kita tersadar
Dengan kehilangan, kita bisa menemukan
Dengan bahagia senyum berkembang
Dengan haru air mata berjatuhan.
Gelap mulai menyeruat datang, menemani aku dan kamu.
Sunyi tercipta, diam mengiringi.
Detak jantung mulai terdengar seiring detik yang terus bergulir.
Kejelasan hidup belum juga aku temukan
Arah yang aku tujupun belum kita temukan
Ingin melangkah namun ragu menyergap.
Pantaskah hati ini merasa? Pantaskah bibir ini mencium.
Tidak, ternyata jalan kita berbeda. Apa yang aku rasa, kamu tak pernah rasa.
Senyummu ada saat tangisku tersedu.
Tawamu tercipta saat sakit menusuk relungku
Mungkin ini yang kamu tunggu
Terima kasih, sungguh indah semua sikapmu :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar